Rabu, 16 Agustus 2023

Melestarikan Seni dan Budaya

ADAT SENI DAN BUDAYA INDONESIA

Keanekaragaman suku bangsa ini menjadikan banyak keragaman adat dan budaya. Meski berbeda suku dan budaya, masyarakat Indonesia mampu membawa perbedaan itu menjadi kekuatan bangsa.


Berbagai bentuk adat seni dan budaya daerah merupakan akar dari budaya nasional. Jika budaya daerah berkembang, maka budaya nasional juga turut berkembang.
Keragaman tersebut mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Perbedaan dari masing-masing daerah wajib dihargai, baik di lingkungan tempat tinggal, masyarakat, dan sekolah. Terdapat beberapa sikap untuk menghargai adat seni dan budaya orang lain, yaitu:

- Mau belajar seni dan budaya daerah lain
- Melihat pertunjukkan atau pentas seni dan budaya daerah
- Tidak menganggap seni dan budaya lain itu rendah dibandingkan seni dan budaya sendiri
- Menghindari sikap kedaerahan (primordialisme untuk sisi negatifnya)

Dengan mengajarkan seni dan budaya kita ke orang lain, maka semakin banyak orang yang mengetahui mengenai seni dan budaya daerah sendiri maupun seni dan budaya daerah lain.

*** Warisan budaya nasional atau warisan budaya daerah adalah cermin tingginya peradaban bangsa.
*** Melestarikan budaya nasional warisan leluhur sebagai wujud jati diri dan watak bangsa Indonesia


Abhinaya – Ekspresi adalah semangat
Abhipraya – Harapan mengubah tantangan menjadi ...
Abhirama – Senang yang menyenangkan











































Senin, 14 Agustus 2023

Ojo Leren Dadi Wong Apik ...

Ojo Leren Dadi Wong Apik (jangan berhenti jadi orang baik)

*** kutipan tulisan motivasi semangat hari ini ...

Kita tidak bisa melarang orang untuk melukai dan menyakiti kita,

dari ucapan mulut, gerakan jemari akan berada di dalam kendali diri kita sendiri.

Kita tidak bisa menghentikan perkataan dan perbuatan jahat yang mereka lakukan kepada kita.

Tapi, kita punya kendali atas hati kita sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama buruknya.

Jadi, jika lisan kita masih gemar berkata buruk, jemari kita masih suka menyakiti, menggoreskan kata-kata yang tak pantas, berarti kita telah gagal menjadi tuan bagi diri kita sendiri melupakan orang baik itu sulit. Siapapun orangnya, apalagi orang sekitar kita. Maka tak usah mencoba melupakan. Jadikan saja kebaikannya sebagai renungan.

Kalau orang baik itu bernama Ibu. Tirulah apa yang dilakukan Ibu pada kita dahulu. Ibu bangun lebih cepat dari anak-anaknya dan tidur paling akhir. Ibu mendo’akan anak-anaknya dan ridho pada anaknya. Masakannya kita rindukan. Perhatiannya, sentuhannya, cintanya. Ah Ibu, wanita paling baik di dunia.

Kalau orang baik itu bernama Ayah. Jadikan kebaikannya sebagai inspirasi ketika kita telah menjadi Ayah. Bagaimana kerja kerasnya dalam mencari nafkah. Peras keringat banting tulang. Pergi pagi pulang petang. Demi anak-anaknya. Tapi tak pernah ia berkata lelah di depan anak-anaknya. Dalam letihnya masih menyempatkan diri untuk bermain dengan anaknya. Bahkan ikut membantu pekerjaan ibu kita.

Kalau orang baik itu bernama Tetangga. Tirulah kebaikannya. Bagaimana seringnya ia berbagi makanan pada kita. Jika buat sesuatu, ia antarkan semangkok untuk kita. Jika ia panen buah, ia bagi sekantong untuk kita. Tak pernah iri, ramah, tak menggosipkan kita, tak ada kenangan buruk bertetangga dengannya.

Kalau orang baik itu bernama Sahabat. Tirulah kebaikannya. Ia mendo’akanmu. Ia mengingatkanmu dalam taat. Jika ada kelebihan rezeki, ia beri hadiah untukmu. Ia ada untukmu bukan hanya di saat kamu senang, tapi juga ada saat kamu bersedih.

Kalau orang baik itu bernama Guru, Buruh, Pedagang, Teman, Pasangan, Marbot Masjid, Ketua Majlis Ta’lim, dan siapapun orang baik itu. Tirulah. Tapi jika tak kau temukan kebaikan dari mereka yang seharusnya baik padamu tapi berlaku sebaliknya, tetaplah engkau jadi orang baik. 

Karena kita baik bukan karena mereka baik pada kita. Kita baik karena Allah SWT/Tuhan YME yang perintahkan. Jika pada hewan saja kita diperintahkan berbuat baik apalagi pada pasangan, orangtua, anak, guru, tetangga, sahabat, dan semuanya.

*** semoga dengan niat baik, kita bisa menjadi orang baik dan bermanfaat. #renungan